
Seperti yang kita tahu, bahwa
kisah Rose of Versailles ini berakar dari sejarah Pra Revolusi Prancis. Salah
satu kasus yang terkenal pada saat itu adalah
Affair of The Diamond Necklace atau Kasus Kalung Permata yang
melibatkan wanita nomor satu di Prancis, Ratu Marie Antoinette. Artikel ini
bersumber dari Wikipedia dan Marie-Antoinette Online. Artikel ini berbahasa
Inggris jadi, mohon maaf apabila hasil translate saya jelek, karena kemampuan
bahasa inggris saya yang memang terbatas. Oke kembali
Affair of the Diamond Necklace!! Seperti apa kasus kalung permata itu
dalam sejarah?? Dan apa hubungan G*yus T*mbun*n dengan kasus ini?? Yang pasti
ga ada hubungannya ya… yah langsung aja kita cekidot!!!
Kasus Kalung Permata
Kasus kalung permata merupakan
sebuah skandal pada tahun 1780an pada masa pemerintahan Raja Louis XVI, di
Prancis yang melibatkan istrinya, Ratu Marie Antoinette. Reputasi sang Ratu yang
memang sudah ternoda oleh gosip, menjadi semakin buruk dengan implikasi bahwa
beliau terlibat dalam kejahatan pencurian sebuah kalung permata yang bernilai
tinggi dari seorang pedagang permata di kerajaan Prancis. Kasus ini secara
historis merupakan salah satu kejadian penting yang memicu rakyat prancis
semakin marah dan kecewa kepada keluarga kerajaan, yang pada akhirnya
menyebabkan terjadinya Revolusi Prancis pada tahun 1789.
Tentang Sang Ratu
Marie Antoinette adalah seorang
putri Austria yang usianya belum genap 15 tahun ketika dia datang ke Prancis
pada tahun 1770, untuk menikah dengan Putra Mahkota Louis XVI. Dia dan suaminya
Louis XVI masih remaja ketika naik tahta pada tahun 1774 untuk menggantikan
Raja Louis XV. Tidak seperti suaminya yang canggung dan pemalu, Marie
Antoinette dikagumi karena kecantikannya, dan keanggunannya serta selera
fashionnya yang menjadi trend setter di Eropa pada saat itu. Namun
keangkuhannya membuat kesal para bangsawan di Prancis. Marie Antoinette juga
digosipkan karena ketidakmampuannya memberikan keturunan, atas
ketidakhomatannya akan etiket di istana, dan atas gaya hidupnya yang serba
mahal. Gaya hidupnya termasuk judi, pesta topeng, dan rumor tak sedap yang
menyatakan Marie Antoinette memiliki hubungan asmara baik dengan pria maupun
wanita.
Sebagian besar tingkah laku Marie
Antoinette dalam decade pertamanya di Prancis adalah merupakan pelampiasan dari
frustasi akan pernikahannya. Namun pada tahun 1778 Ratu Marie Antoinette
akhirnya memiliki anak dan pada tahun 1785 Marie Antoinette telah memiliki 3
anak. Beliau sudah dewasa dan gaya hidupnya semakin jauh dari kemewahan. Namun
sayangnya perubahan itu tidak diperhatikan dan ketidaksukaan rakyat serta
sebagian bangsawan terhadap Marie Antoinette sudah terlanjur dalam.
Latar Belakang
Pada tahun 1772, Raja Louis XV
bermaksud menyenangkan hati selirnya, Madame Du Vally, dengan memberinya hadiah
sebuah kalung permata senilai 1,600,000 livre (sekarang mungkin senilai $100
juta). Beliau meminta pedagang permata dari Paris, Boehmer membuat sebuah
kalung yang paling indah yang pernah dimiliki siapapun. Permintaan ini
membutuhkan waktu beberapa tahun dan kesepakatan harga yang sangat mahal untuk
mengumpulkan permata-permata yang cocok. Tak terduga, Louis XV wafat karena
penyakit cacar, dan Madame Du Vally diusir dari istana.
Kalung ini terdiri dari beberapa
permata besar yang disusun dalam desain yang rumit menyerupai renda, gimpal,dan
jumbai. Si pedagang permata berharap, Ratu Marie Antoinette dapat membelinya.
Dan kemudian pada tahun 1778, Raja Louis XVI pun menawarkan kalung tersebut
pada istrinya, namun Marie Antoinette menolak. Menurut kesaksian Madame Campan,
Sang Ratu menolaknya dengan berkata bahwa lebih baik uang sebanyak itu
digunakan untuk membeli kapal perang. Namun ada juga yang bilang bahwa Marie Antoinette
menolak kalung itu karena beliau tidak ingin memakai apapun yang didesain untuk
orang lain, apalagi orang itu secara terang-terangan tidak disukai oleh Sang
Ratu.
Setelah gagal menjual kalung
tersebut di luar Prancis, Boehmer kembali menawarkannya pada Marie Antoinette
setelah kelahiran Putra Mahkota Louis Joseph pada tahun 1781.
OK, sekarang kita liat seperti
apa sih kalung permata yang harganya bikin semua orang yang mendengarnya
mangap-mangap?? Cedkidot!!
Kalung tersebut 2800 karat.
Bagian pertama berupa rantai utama terdiri dari 17 buah permata, masing-masing
5-8 karat. Dari bagian itu ada 3 buah jalinan renda dan bandul yang
menggantung, kemudian seperti kalung pada umumnya terdiri dari dua baris
permata yang bernilai 11 karat, yang terakhir adalah 4 buah jumbai bersimpul
menggantung di kanan kiri dan bagian tengah kalung.
Kasus
Seorang wanita yang menyebut
dirinya Jeanne de Saint-Remy de Valois menyusun rencana menggunakan kalung itu
untuk mendapatkan kesejahteraan dan mungkin kekuasaan dan perlindungan
kerajaan. Keturunan dari anak ‘di luar nikah’ dari Henry II of France ini
menikah dengan seorang pengawal bernama de La Motte.
Sementara itu, seorang biarawan
bernama Cardinal Louis Rene Edouard de Rohan, mantan duta besar untuk prancis
di Austria, tidak disukai oleh Ratu Marie Antoinette. Ibu dari Antoinette Marie
Therese juga tidak menyukainya karena sifatnya yang mata keranjang, sehingga
dia diusir dari Austria. Setelah Marie Therese mengusir Cardinal Rohan, Ratu
Marie Antoinette pun menjaga jarak dengan pria itu bahkan tidak pernah
berbicara pada nya selama bertahun-tahun.
Pada saat itu, Cardinal Rohan
ingin menjalin hubungan baik dengan Ratu Marie Antoinette. Jeanne de Valois
yang melihat kesempatan ini, menyuruh seseorang bernama Retaux de Villette
menulis surat atas nama Marie Antoinette. Dalam surat itu menyatakan bahwa
Cardinal Rohan telah diterima di lingkungan Ratu. Jeanne meyakinkan sang
Cardinal bahwa dia berusaha untuk membantunya.
Hal ini kemudian berlanjut dengan
korespondensi antara Cardinal Rohan dan ‘Marie Antoinette’ melalui Jeanne. Nada
surat yang ditulis oleh ‘Marie Antoinette’ tersebut hangat, dan Cardinal yang menduga
bahwa Ratu Marie Antoinette jatuh cinta padanya, mulai terpikat pada sang ratu.
Dia memohon pada Jeanne untuk menyusun pertemuan rahasia antara dia dan Ratu
Antoinette pada malam hari, dan diduga pertemuan itu terjadi sekitar bulan
Agustus 1784 di sebuah taman di Istana Versailles. Pada hari yang ditentukan,
Cardinal bertemu dengan seorang wanita yang dia yakini adalah Ratu Marie
Antoinette. Wanita tersebut sebenarnya adala Nicole Lequay d’Oliva, seorang
wanita malam, yang disuruh oleh Jeanne karena kemiripan wajahnya dengan sang
ratu. Si Marie Antoinette palsu itu memberi Cardinal Rohan setangkai mawar dan
berkata dia akan melupakan perselisihan mereka yang telah lalu.
Jeanne de La Motte mengambil
keuntungan dari Cardinal Rohan dengan meminjam sejumlah besar uang, dan berkata
padanya bahwa uang ratu yang meminta uang tersebut untuk kepentingan amal.
Dengan uang ini Jeanne mampu memberinya jalan menuju kalangan terhormat. Karena
Jeanne dengan percaya dirinya blak-blakan mengenai hubungan baiknya dengan
ratu, semua orang percaya bahwa omongannya itu benar.
Boehmer si pedagang permata
kemudian memohon pada Jeanne untuk membantunya menjual kalung permata kepada
ratu. Awalnya Jeanne menolak, tapi kemudian dia berubah pikiran dan bersedia
membantu Boehmer.
Menurut Madame Campan, “Ratu
Antoinette” mengirimkan beberapa surat kepada Cardinal, termasuk perintah untuk
membeli kalung tersebut; surat-surat itu ditandatangani dengan kata-kata Marie Antoinette de France, namun sang
Cardinal entah tidak ingat atau memang tidak tahu bahwa Ratu Prancis
menandatangani surat-surat hanya dengan nama mereka. Tanpa embel-embel ‘de France’.
Pada tanggal 21 Januari 1785,
Jeanne mengatakan pada Cardinal bahwa Marie Antoinette ingin membeli kalung
tersebut, namun tidak ingin membelinya secara terbuka, sang Ratu ingin Cardinal
menjadi perantara rahasia. Beberapa waktu kemudian, Rohan bernegosiasi untuk
membayar kalung tersebut dalam beberapa kali cicilan. Rohan mengatakan telah
memiliki kewenangan dari Ratu, dan menunjukkan surat jaminan dengan tulisan
tangan Ratu pada Boehmer. Kemudian Rohan mengantarkan kalung tersebut ke rumah
Jeanne ketika seorang pria yang diduga Rohan adalah kurir Ratu, datang untuk
mengambilnya. Suami Jeanne membawa kalung itu ke London, dimana kalung tersebut
dipotong-potong untuk dijual dalam bentuk permata yang terpisah.
Ketika lewat jatuh tempo pembayaran, Boehmer complain
kepada Ratu yang berkata dia tidak membeli bahkan menerima kalung itu. Pada
tanggal 15 Agustus 1785, Rohan menunjukkan kepada Raja dan Ratu surat-surat
yang pernah ditulis oleh ratu untuknya yang tertanda “Marie Antoinette de France”. Raja Louis XVI marah kepada Rohan
karena Rohan membiarkan dirinya sendiri diperdaya. Karena Ratu Marie Antoinette
tidak menandatangani surat dengan kata-kata “Marie
Antoinette de France”. Rohan kemudian ditangkap dan dibawa ke Bastille.
Tiga hari kemudian, Jeanne juga ditangkap. Polisi juga menangkap Nicole Lequay
d’Oliva dan Retaux de Villette yang mengaku telah menulis surat kepada Rohan
atas nama Ratu dan telah memalsukan tanda tangan Ratu.
Kasus ini kemudian dibawa ke
pengadilan, Jeanne menyatakan bahwa Ratu lah dalang dibalik ini semua. Kemudian
pada tanggal 31 Mei 1786 hasil persidangan keluar. Cardinal Rohan dan Nicole
d’Oliva dinyatakan tidak bersalah. Retaux de Villette diusir dari Prancis. Jeanne
de Valois de La Motte di hukum dera, di cap V pada kedua bahunya dan dikirim ke
penjara Salpêtrière. Namun Jeanne tetap bersikukuh bahwa Ratu lah dalang dari
semua ini. Ratu telah memperalatnya untuk mendapatkan kalung tersebut dan sekarang
kalung tersebut ada pada Ratu. Bulan Juni tahun berikutnya Jeanne kabur dari
penjara dengan menyamar sebagai anak laki-laki. Siapa yang membantu Jeanne
kabur belum diketahui sampai sekarang.
Skandal
Pendapat publik mengenai
pesidangan ini sangat menggemparkan. Sebagian besar sejarawan menyimpulkan
bahwa Marie Antoinette tidak bersalah dalam hal ini. Rohan merupakan korban
penipuan yang tidak bersalah, dan Jeanne memperdayakan keduanya utuk kejatuhan
mereka. Hal ini juga yang dipaparkan oleh Parlement de Paris meskipun mereka
tidak berkomentar mengenai tingkah laku Ratu.
Walaupun hasil analisanya
demikian, rakyat Prancis tetap pada kepercayaan mereka bahwa Ratu telah
menggunakan Jeanne sebagai alatnya untuk melampiaskan kebenciannya kepada
Rohan. Berbagai macam kejadian mendukung kepercayaan ini. Ratu kecewa Rohan
dinyatakan tak bersalah, dan diketahui kemudian bahwa Rohan kemudian diasingkan
ke La Chise-Dieu Abbey. Apalagi, rakyat menduga bahwa keputusan tak bersalah
yang diberikan Parlement de Paris kepada Rohan mnenunjukkan bahwa Ratu memang
bersalah. Semua factor ini, menyebabkan penolakan besar-besaran terhadap
Popularitas Ratu dan memperbesar image Ratu sebagai seorang pemboros, lebih
mementingkan keangkuhannya daripada kesejahteraan Prancis dan Rakyat Prancis.
Jeanne de Valois de La Motte mengungsi
ke London dan sekali lagi menghujat Ratu, dengan menulis buku Mémoires
Justificatifs, yang memojokkan Ratu Marie Antoinette.
Dampak Signifikan
Kasus kalung permata sangat penting
dalam mengdiskreditkan dinasti Bourbon di mata rakyat prancis di tahun-tahun
sebelum Revolusi Prancis. Marie Antoinette menjadi semakin tidak popular, dan gosip-gosip
miring tentangnya lebih dari sekedar menjadi tanggung jawab suaminya. Ratu
Antoinette tidak pernah mampu untuk menghilangkan gagasan dari imajinasi publik
bahwa dia telah melakukan kecurangan yang menjatuhkan dirinya. Namun, kasus ini
mendorong Louis XVI menjadi lebih dekat dengan istrinya, dan juga mendorong
dirinya untuk lebih defensive dan lebih responsif terhadap istrinya pada saat menjelang
dan selama revolusi.
Baca juga
Cinta Terlarang Marie Antoinette dengan Hans Axel von Fersen dalam Sejarah