Episode ini dimulai ketika Andre tertidur di kandang kuda
dan dia bermimpi tentang Oscar yang menamparnya dan menyuruhnya pergi. Mimpi
itu menggambarkan rasa kesepian yang dirasakannya karena Oscar akhir-akhir ini
selalu disibukkan dengan tugasnya sebagai pengawal Putri Marie Antoinette.
Andre merasa tak diacuhkan, padahal mereka delalu bersama-sama. Mereka
bersahabat sedari kecil. Namun Andre sadar, Oscar adalah seorang bangsawan, dan
dia juga merupakan komandan pasukan istana Versailles. Derajatnya akan terus
naik sedangkan Andre hanya seorang rakyat jelata yang bekerja sebagai pawang
kuda. Oscar selalu saja memikirkan Putri Marie Antoinette karena sang Putri
semakin dekat dengan Hans Axel von Fersen, bangsawan Swedia yang sekarang sudah
menjadi favorit Putri Marie Antoinette. Oscar mencemaskan rumor yang akan
beredar karena kedekatan mereka.

Hari berikutnya, Putra Mahkota menghadiahkan seekor kuda
putih yang indah untuk Putri Antoinette. Ditemani oleh Putra Mahkota, Count
Fersen, Count Mercy, Countess Noailles, dan beberapa orang bangsawan, Putri
Marie Antoinette pergi ke halaman istana Versailles untuk menunggangi kuda
barunya. Kemudian Oscar dan Andre datang membawa kuda putih milik Putri
Antoinette. Para bangsawan wanita mengagumi keindahan kuda putih itu, sedangkan
para bangsawan pria bertaruh untuk kejatuhan Putri Antoinette ketika
menunggangi kuda tersebut. Putri Antoinette senang sekali, maka dia pun
menunggangi kuda barunya. Oscar dan Andre memberinya nashat-nasihat dan
cara-cara menunggangi kuda.
Namun tak disangka, tiba-tiba saja kuda cantik itu mengamuk.
Kuda itu meringkik dan berlari cepat sekali dengan membawa putri Antoinette
yang ketakutan di atas punggungnya memeluk leher kuda tersebut, serta Andre
yang terseret di tanah karena tak melepaskan tali kekang kuda. Semua orang
panic, Oscar segera menunggangi kudanya dan mengejar kuda yang membawa putrid
Antoinette dan Andre. Oscar berteriak pada Andre untuk melepaskan tali kekang
itu, namun Andre tidak mau melepasnya. Sampai akhirnya tali itu putus dan Andre
terguling sedangkan kuda yang mengamuk itu terus berlari menjauh.

Raja Louis XV yang mendengar
peristiwa itu sangat murka, apalagi Putri Antoinette masih juga tak sadarkan
diri. Raja Louis XV pun memerintahkan penangkapan Andre dan menjatuhinya
hukuman mati. Oscar mengetahui perintah penangkapan itu dari bawahannya,
Gerodere. Oscar tak tinggal diam. Dia tidak bisa membiarkan Andre dihukum mati.
Sementara itu, Raja Louis XV telah menjatuhkan hukuman mati kepada Andre
disaksikan oleh beberapa orang bangsawan. Mereka yang menyaksikan vonis itu
merasa kasihan terhadap Andre namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Karena
ini sudah titah raja.
Tiba-tiba Oscar datang dan
memohon kepada Raja Louis XV untuk tidak menghukum mati Andre. Namun Raja tidak
mengacuhkannya dan memalingkan wajahnya dari Oscar. Oscar pun mengeluarkan
pedangnya, para pengawal Raja langsung siaga. Mereka mengira Oscar akan
memberontak namun bukan tu yang dilakukan Oscar. Dia meminta atas nama keluarga
Jarjayes untuk mengadakan persidangan resmi. Oscar mengangkat tinggi-tinggi
pedangnya yang merupakan pusaka keluarga Jarjayes, dan berkata bahwa Andre
adalah tanggung jawabnya sebagai majikannya dan meminta Raja membunuhnya
terlebih dahulu sebelum Andre dihukum mati. Semua yang menyaksikannya terpana
dengan kejadian itu, dan tiba-tiba saja Count Fersen pun berlutut di hadapan
raja untuk meminta keadilan untuk Andre. Dia bersedia mati apabila Raja
bersikeras menghukum mati Andre. Oscar terpana akan apa yang dilakukan Fersen.
Dia sangat berterima kasih pada Fersen. Kemudian Putri Antoinette yang baru
sadar dari pingsannya, langsung memohon kepada Raja agar tidak mengukum mati
siapapun, mendengar permintaan putri antoinette, Raja pun luluh dan mencabut
vonis Andre.
Semua lega mendengar
hukuman mati itu dicabut, terutama Andre. Dia sangat berterima kasih pada
Oscar. Namun tiba-tiba saja Oscar meringis kesakitan memegangi lengannya dan
terjatuh ke lantai. Oscar tak sadarkan diri dan sisi tubuhnya berlumuran darah.
Semua orang panik, kemudian Andre dan Fersen membawa Oscar ke kediaman keluarga
Jarjayes. Andre sangat cemas dan menyalahkan dirinya sendiri. Dia merasa
salahnya lah kenapa Oscar sampai terluka dan tak sadarkan diri. Fersen berusaha
menenangkan Andre. Tak lama kemudian dokter Lasonne pun datang untuk memeriksa
Oscar. Dokter Lasonne kemudian meminta nenek pengasuh Oscar membuka kemeja
Oscar agar dia bisa memeriksa luka Oscar. Si nenek menyuruh Fersen dan Andre
keluar ruangan. Fersen pun terheran-heran. “Kenapa mesti keluar? Sama-sama
cowok ini. Lagian kita bukan anggota keluarga raja. Ya gak apa-apa dong…”,
katanya. Mendengar itu si nenek jadi berang. “Berani-beraninya kau berkata
seperti itu di depan Mademoiselle!!!”. Fersen pun terkejut, ternyata Oscar yang
selama ini dia sangka adalah seorang pria ternyata adalah seorang wanita! Dia
kagum dengan keberanian Oscar yang melebihi pria mana pun.
Setelah dokter Lasonne
melakukan pemeriksaan terhadap Oscar, dia menyimpulkan luka Oscar sangat serius
namun semua itu tidak perlu dikhawatirkan begitu Oscar sadar. Malam itu adalah
saat-saat kritis bagi Oscar. Sementara itu Andre sangat menyesali pikirannya
yang buruk terhadap Oscar. Setelah kejadian tadi, Andre sadar Oscar tidak
berubah, Oscar tak pernah mengabaikan Andre dan persahabatan mereka. Semalaman
suntuk, Andre dan nenek pengasuh Oscar menjaga Oscar yang sedang melewati masa
kritisnya.
Paginya, Oscar tersadar. Dia
telah melewati masa kritisnya. Fersen pun datang ke rumah Oscar pagi-pagi
sekali untuk melihat keadaannya. Oscar mulai membaik dia bahkan menertawakan
keberuntungan Andre yang lolos dari hukuman mati. Sementara itu, Andre berjanji
dalam hati dia akan membalas jasa Oscar kepadanya suatu hari nanti. Dia akan
mempertaruhkan nyawanya untuk Oscar seperti yang telah Oscar lakukan untuknya.
Saat itulah benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Andre namun sejak itu pula
penderitaan demi penderitaan dialaminya.
Previous Episode: "Who Wrote the Love Letter"
Next Episode: "The Sun Sets, The Sun Rises"