Elegant Rose

Sabtu, 24 Maret 2012

Rose of Versailles Ep. 08 : Oscar in My Heart

Diposting oleh Unknown di 7:08 PM 0 komentar
 Episode ini dimulai ketika Andre tertidur di kandang kuda dan dia bermimpi tentang Oscar yang menamparnya dan menyuruhnya pergi. Mimpi itu menggambarkan rasa kesepian yang dirasakannya karena Oscar akhir-akhir ini selalu disibukkan dengan tugasnya sebagai pengawal Putri Marie Antoinette. Andre merasa tak diacuhkan, padahal mereka delalu bersama-sama. Mereka bersahabat sedari kecil. Namun Andre sadar, Oscar adalah seorang bangsawan, dan dia juga merupakan komandan pasukan istana Versailles. Derajatnya akan terus naik sedangkan Andre hanya seorang rakyat jelata yang bekerja sebagai pawang kuda. Oscar selalu saja memikirkan Putri Marie Antoinette karena sang Putri semakin dekat dengan Hans Axel von Fersen, bangsawan Swedia yang sekarang sudah menjadi favorit Putri Marie Antoinette. Oscar mencemaskan rumor yang akan beredar karena kedekatan mereka.

Suatu hari ketika Putri Marie Antoinette, Count Fersen, Count Mercy, Countess Noailles beserta beberapa orang wanita bangsawan sedang berjalan-jalan di Jardin d’Amour, mereka melihat Madame du Barry beserta kawan-kawannya sedang asyik berkuda. Melihat itu Putri Antoinette pun ingin mencoba menunggang kuda. Maka ia mengutarakan keinginannya kepada Countess Noailles. Namun Countess Noailles melarangnya dengan alasan keselamatan. Namun seperti biasa Putri Marie Antoinette egois dan keras kepala. Countess Noailles meminta bantuan kepada suami Putri Marie Antoinette, Putra Mahkota Louis August. Namun Putra Mahkota dengan cueknya menenangkan Countess Noailles.

Hari berikutnya, Putra Mahkota menghadiahkan seekor kuda putih yang indah untuk Putri Antoinette. Ditemani oleh Putra Mahkota, Count Fersen, Count Mercy, Countess Noailles, dan beberapa orang bangsawan, Putri Marie Antoinette pergi ke halaman istana Versailles untuk menunggangi kuda barunya. Kemudian Oscar dan Andre datang membawa kuda putih milik Putri Antoinette. Para bangsawan wanita mengagumi keindahan kuda putih itu, sedangkan para bangsawan pria bertaruh untuk kejatuhan Putri Antoinette ketika menunggangi kuda tersebut. Putri Antoinette senang sekali, maka dia pun menunggangi kuda barunya. Oscar dan Andre memberinya nashat-nasihat dan cara-cara menunggangi kuda. 

Namun tak disangka, tiba-tiba saja kuda cantik itu mengamuk. Kuda itu meringkik dan berlari cepat sekali dengan membawa putri Antoinette yang ketakutan di atas punggungnya memeluk leher kuda tersebut, serta Andre yang terseret di tanah karena tak melepaskan tali kekang kuda. Semua orang panic, Oscar segera menunggangi kudanya dan mengejar kuda yang membawa putrid Antoinette dan Andre. Oscar berteriak pada Andre untuk melepaskan tali kekang itu, namun Andre tidak mau melepasnya. Sampai akhirnya tali itu putus dan Andre terguling sedangkan kuda yang mengamuk itu terus berlari menjauh. 

Oscar mempercepat laju kudanya untuk mengejar kuda Putri Antoinette. Akhirnya Oscar berhasil menyusul kuda tersebut. Oscar pun menyuruh Putri Antoinette menjauhkan badannya dari punggung kuda. Dengan susah payah dan ketakutan, Putri Antoinette menuruti kata-kata Oscar dan menjauhkan badannya dari punggung kuda. Oscar kemudian melompat dari atas kudanya ke arah kuda putri Antoinette, dan meatik tubuh Putri Antoinette dari atas kuda dan menjatuhkan tubuhnya sendiri dan tuhuh putri antoinette ke rerumputan. Saat terjatuh, ada ranting yang menusuk lengan Oscar dan dia pun mencabut ranting tersebut sedangkan Putri antoinette tak sadarkan diri karena shock dan ketakutan. Dengan lengannya yang terluka dan banyak mengeluarkan darah, Oscar membawa putri Antoinette kembali ke istana.

Raja Louis XV yang mendengar peristiwa itu sangat murka, apalagi Putri Antoinette masih juga tak sadarkan diri. Raja Louis XV pun memerintahkan penangkapan Andre dan menjatuhinya hukuman mati. Oscar mengetahui perintah penangkapan itu dari bawahannya, Gerodere. Oscar tak tinggal diam. Dia tidak bisa membiarkan Andre dihukum mati. Sementara itu, Raja Louis XV telah menjatuhkan hukuman mati kepada Andre disaksikan oleh beberapa orang bangsawan. Mereka yang menyaksikan vonis itu merasa kasihan terhadap Andre namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Karena ini sudah titah raja.

Tiba-tiba Oscar datang dan memohon kepada Raja Louis XV untuk tidak menghukum mati Andre. Namun Raja tidak mengacuhkannya dan memalingkan wajahnya dari Oscar. Oscar pun mengeluarkan pedangnya, para pengawal Raja langsung siaga. Mereka mengira Oscar akan memberontak namun bukan tu yang dilakukan Oscar. Dia meminta atas nama keluarga Jarjayes untuk mengadakan persidangan resmi. Oscar mengangkat tinggi-tinggi pedangnya yang merupakan pusaka keluarga Jarjayes, dan berkata bahwa Andre adalah tanggung jawabnya sebagai majikannya dan meminta Raja membunuhnya terlebih dahulu sebelum Andre dihukum mati. Semua yang menyaksikannya terpana dengan kejadian itu, dan tiba-tiba saja Count Fersen pun berlutut di hadapan raja untuk meminta keadilan untuk Andre. Dia bersedia mati apabila Raja bersikeras menghukum mati Andre. Oscar terpana akan apa yang dilakukan Fersen. Dia sangat berterima kasih pada Fersen. Kemudian Putri Antoinette yang baru sadar dari pingsannya, langsung memohon kepada Raja agar tidak mengukum mati siapapun, mendengar permintaan putri antoinette, Raja pun luluh dan mencabut vonis Andre.

Semua lega mendengar hukuman mati itu dicabut, terutama Andre. Dia sangat berterima kasih pada Oscar. Namun tiba-tiba saja Oscar meringis kesakitan memegangi lengannya dan terjatuh ke lantai. Oscar tak sadarkan diri dan sisi tubuhnya berlumuran darah. Semua orang panik, kemudian Andre dan Fersen membawa Oscar ke kediaman keluarga Jarjayes. Andre sangat cemas dan menyalahkan dirinya sendiri. Dia merasa salahnya lah kenapa Oscar sampai terluka dan tak sadarkan diri. Fersen berusaha menenangkan Andre. Tak lama kemudian dokter Lasonne pun datang untuk memeriksa Oscar. Dokter Lasonne kemudian meminta nenek pengasuh Oscar membuka kemeja Oscar agar dia bisa memeriksa luka Oscar. Si nenek menyuruh Fersen dan Andre keluar ruangan. Fersen pun terheran-heran. “Kenapa mesti keluar? Sama-sama cowok ini. Lagian kita bukan anggota keluarga raja. Ya gak apa-apa dong…”, katanya. Mendengar itu si nenek jadi berang. “Berani-beraninya kau berkata seperti itu di depan Mademoiselle!!!”. Fersen pun terkejut, ternyata Oscar yang selama ini dia sangka adalah seorang pria ternyata adalah seorang wanita! Dia kagum dengan keberanian Oscar yang melebihi pria mana pun.

Setelah dokter Lasonne melakukan pemeriksaan terhadap Oscar, dia menyimpulkan luka Oscar sangat serius namun semua itu tidak perlu dikhawatirkan begitu Oscar sadar. Malam itu adalah saat-saat kritis bagi Oscar. Sementara itu Andre sangat menyesali pikirannya yang buruk terhadap Oscar. Setelah kejadian tadi, Andre sadar Oscar tidak berubah, Oscar tak pernah mengabaikan Andre dan persahabatan mereka. Semalaman suntuk, Andre dan nenek pengasuh Oscar menjaga Oscar yang sedang melewati masa kritisnya.
Paginya, Oscar tersadar. Dia telah melewati masa kritisnya. Fersen pun datang ke rumah Oscar pagi-pagi sekali untuk melihat keadaannya. Oscar mulai membaik dia bahkan menertawakan keberuntungan Andre yang lolos dari hukuman mati. Sementara itu, Andre berjanji dalam hati dia akan membalas jasa Oscar kepadanya suatu hari nanti. Dia akan mempertaruhkan nyawanya untuk Oscar seperti yang telah Oscar lakukan untuknya. Saat itulah benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Andre namun sejak itu pula penderitaan demi penderitaan dialaminya. 


Previous Episode: "Who Wrote the Love Letter"

Jumat, 09 Maret 2012

Rose of Versailles Ep. 07 : Who Wrote the Love Letter?

Diposting oleh Unknown di 7:32 PM 0 komentar

Hampir setiap hari sejak pagi hingga malam, Putra Mahkota Louis August selalu mengabiskan waktunya di tempat pandai besi. Louis August sama sekali menelantarkan Antoinette. Putri Antoinette yang malang selalu tidur sendirian setiap malam. Mereka layaknya seperti bukan sepasang suami istri. Seakan mereka hanya terikat status saja. Bahkan mengajak Antoinette berbincang saja pun Louis August tidak pernah. Putri Antoinette merasa bahwa Putra Mahkota tidak menyukainya.

Karena tidak tahan dengan ketidakacuhan putra mahkota, putri Antoinette mendatanginya di tempat pandai besi dan menyampaikan protes nya. Putra Mahkota Louis August terkejut dan dengan tergagap dia menjawab protes Antoinette. Sebagai tanda cinta nya, dengan kikuk Louis August memberi Antoinette sebuah gembok kunci besar berbentuk hati dan berlari keluar dari ruangan pandai besi. Dengan marahnya, Antoinette melempar gembok itu dan mengejar putra mahkota. Kejadian ini terdengar oleh Count Mercy, diapun menasehati putri Antoinette untuk tidak terlalu menekan putra mahkota. Namun seperti biasa, putri Antoinette tak mengacuhkan nasehatnya. Kejadian ini juga sampai ke telinga Madame du Barry. Dia senang sekali dan berniat menjatuhkan putri Antoinette begitu ada kesempatan datang.

Suatu hari, putra mahkota Louis August pergi berburu dengan Oscar beserta rombongan yang lain. Dalam perjalanan berburu itu, Putra Mahkota curhat kepada Oscar tentang perasaannya terhadap Antoinette. Dia sangat mencintai Antoinette, namun kecantikan Antoinette membuatnya minder. Dia bukanlah pria yang tampan. Dia hanya laki-laki gemuk, pendek, dan kikuk, tidak dapat menyenangkan hati wanita. Dia merasa tidak pantas untuk Antoinette, alasan itulah yang membuatnya menelantarkan Antoinette. Oscar yang mendengar itu merasa kasihan terhadap Putra Mahkota. Pulang dari berburu, rombongan Putra Mahkota membawa banyak sekali kulit rubah yang indah-indah. Semua wanita bangsawan di Istana Versailles terkagum-kagum dengan hasil buruan  Putra Mahkota, namun tidak dengan Antoinette. Dia tidak peduli sementara yang lain memuji-muji ketrampilan berburu putra mahkota. Salah satu dari wanita bangsawan itu menyebut-nyebut tentang pesta topeng di Paris. Putri Antoinette pun tertarik.

Suatu malam, putri Antoinette ditemani beberapa wanita bangsawan diam-diam menyelinap ke luar istana untuk pergi ke pesta topeng. Putri Antoinette pun meminta Oscar untuk mengawal mereka. Oscar tadinya menolak dan berusaha mencegah Putri Antoinette. Namun Antoinette keras kepala, dan Oscar pun terpaksa menurutinya. Di pesta topeng itulah terjadinya pertemuan antara Oscar, Antoinette, dan Fersen. Saat itu di pesta topeng, Fersen mendekati Antoinette dan mengajaknya berdansa. Karena penasaran dengan wajah di balik topeng, Fersen membuka topeng yang dikenakan Antoinette. Fersen terpesona dengan kecantikan Antoinette. Melihat kejadian itu Oscar segera mendekati mereka dan menghalangi Fersen dengan pedangnya. Oscar berkata apabila Fersen ingin berbincang dengan Putri Mahkota Marie Antoinette, dia harus datang ke pertemuan resmi di Istana Versailles. Fersen terkejut mengetahui bahwa gadis yang dilihatnya adalah Putri Antoinette. Sejak malam pertemuan itu, ada yang berbeda dari sorot mata Fersen dan Antoinette. Di sini lah awal mula terjadinya cinta terlarang antara bangsawan muda tampan dari Swedia dengan wanita tercantik di Versailles.

Hampir setiap hari, Fersen datang ke Versailles dan menemui Antoinette. Hal ini mengundang banyak perhatian dari para bangsawan Versailles, terutama para bangsawan wanitanya. Oscar merasa khawatir dengan kedekatan antara Antoinette dan Fersen. Sementara itu, Madame du Barry merasa kesempatannya datang. Maka dia berencana untuk menjatuhkan Putri Antoinette dengan membuat rumor tak sedap. Suatu malam dengan ditemani oleh oleh dayangnya, Madame du Barry diam-diam menyelinap keluar istana. Tanpa diketahuinya, dia diikuti oleh Gerodere yang kebetulan sedang berpatroli. Madame du Barry beserta dayangnya menemui Lazani, ahli pemalsu tulisan. Dengan menjanjikan bayaran  2000 livre, Madame du Barry meminta Lazani untuk membuat surat cinta dengan meniru tulisan tangan Antoinette.


Setelah surat itu jadi, Madame du Barry menyuruh dayangnya untuk meletakkan surat tersebut di lantai koridor agar bisa ditemukan oleh seseorang. Namun Madame de Jarjayes lah yang menemukan surat itu. Dia terkejut melihat surat yang ditandatangani Antoinette yang ditujukan kepada Fersen. Dia kemudian menyerahkan surat cinta itu kepada Oscar. Oscar dangat marah dan menyudutkan Fersen dengan pedangnya. Fersen bingung ketika membaca surat tersebut. Dia bersikeras bahwa dia tidak pernah berkorespondensi secara rahasia dengan Antoinette melalui surat, apalagi diam-diam bertemu dengannya secara sembunyi-sembunyi seperti yang disebutkan di dalam surat. Di saat yang tepat, Andre dan Gerodere datang untuk mencegah Oscar melukai Fersen. Gerodere segera melaporkan apa yang diketahuinya. 

Kemudian Oscar, Andre, dan Gerodere segera menemui Lazani untuk menangkapnya dan membuatnya berbicara yang sebenarnya. Namun sudah terlambat, Lazani telah mati ditusuk dengan sebilah pisau. Di tempat itu, Oscar melihat sepotong kertas dengan kata-kata dan tulisan yang sama dengan surat cinta yang ditemukan Madame de Jarjayes. Mereka semakin yakin bahwa Lazani lah yang menulis surat tersebut. Tiba-tiba saja ada yang melemparkan bom molotov dari arah jendela dan segera saja ruangan tempat mereka berada terbakar. Gerodere berusaha membuka pintu, namun pintu itu terkunci dari luar. Jalan satu-satunya adalah keluar dari jendela yang satunya namun ada sungai di bawah jendela tersebut. Mereka tak ada pilihan lain selain melompat dari jendela tersebut dan menceburkan diri ke sungai di bawahnya. Mereka pun selamat.

Sampai di istana versailles, Oscar menyampaikan kepada Madame du Barry tentang peristiwa kebakaran dan ditemukannya mayat Lazani dengan punggung tertusuk pisau di dalam bangunan yang terbakar itu. Madame du Barry berlagak tidak tahu, dan Oscar tidak punya bukti apa-apa untuk membuat Madame du Barry mengakui perbuatannya. Sementara itu hubungan Antoinette dan Fersen semakin dekat, dan apa yang ditakutkan Oscar pun segera terjadi.
Next Episode: "Oscar In My Heart"

 

Versailles No Bara Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Illustration by Enakei | Blogger Blog Templates